Info&tanya jawab

Selasa, 11 September 2018

Kegiatan Rehab Kuil Adat: Korke Sebagai Pemersatu Warga


Foto:  Viktor Hurint
 Masyarakat desa Wailolong, kecamatan Ilemandiri memiliki rumah adat yang unik dan sangat orginal. Kami menyebutnya dengan korke, di mana setiap dua atau tiga tahun sekali mengalami renovasi atau rehab ulang. Bahan yang dipakai pun berasal dari alam, mulai dari tiang kayu berkelas yang menggambarkan keberadaan suku - suku yang mendiami desa Wailolong atau Badu yaitu Daton, Hurint, Ritan, Waton dan Doren sampai pada atap berupa bahan dari daun pohon tuak yang dibuat menjadi satu dengan nugi. Proses pembuatan nugi ini membutuhkan keuletan dan kesabaran, di mana setiap suku wajib membuatnya dan mempersembahkan di korke sehari sebelum korke direhab. Tak terlupakan juga tiang - tiangnya.
Rumah adat atau korke penting sebagai penanda eksistensi dari semua komunitas suku di sebuah yang ada di desa Wailolong. Rumah adat atau dalam bahasa Lamaholot disebut korkē berbentuk rumah panggung tanpa dinding yang ditopang dengan lima buah tiang utama sebagai gambaran suku. Rumah adat ini dibangun melalui proses panjang dengan serangkaian ritual dimulai dari pemilihan bahan dan penebangan pohon sampai rumah adat tersebut selesai dikerjakan.
Pengerjaan bangunan rumah adat dilaksanakan pada siang hari dan di malam harinya masyarakat menjaganya sambil menari dan bernyanyi, mengisahkan asal usul dan berbagi kisah mitologi dengan sastra lisan oha. Kegiatan ini berlangsung terus menerus sampai proses pengerjaan rumah adat selesai.
Korkē biasanya didirikan di tengah-tengah kampung dan dikelilingi rumah-rumah adat dari suku yang berperan dalam wilayah tersebut. Rumah adat korkē merupakan bangunan yang sangat penting dan sangat disakralkan oleh masyarakat suku yang memilikinya.
Pada malam terakhir setiap suku menyiapkan makanan lokal untuk memberi makan pada pekerja sebagai ungkapan terima kasih dan bersyukur atas selesainya rumah adat tersebut.
Di zaman modern ini, banyak diantara kita lupa akan tradisi pembangunan korke atau rumah adat ini, padahal pembuatan korke ini sebenarnya mempunyai makna atau nilai yang sangat mendalam. Nilai yang sangat menonjol adalah nilai persatuan, karena dalam proses pembuatan korke semua suku terlibat dan harus dengan hati yang tulus dan damai.
Jika terjadi kesalahan dalam tradisi maka proses pemasangan tiang dan atap tidak akan berlangsung dengan baik bahkan sampai pada proses penyembelihan hewan persembahan. Agar korke bisa berdiri megah maka dibutuhkan ketulusan hati,kedamaian jiwa dan persatuan yang kuat. (Teks: Valentinus Ballack Wathon)

Foto:  Viktor Hurint

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar